Pelaku teror tunggal atau "lone wolf" masih menjadi tantangan dalam pencegahan terorisme di Indonesia. Kehadiran pelaku teror tunggal tak bisa dilepaskan dari perkembangan dunia digital. Pelaku teror "lone wolf" diam-diam bermunculan seiring meluasnya penyebaran radikalisme di dunia maya. Bagaimana meredam ancaman pelaku teror tunggal yang belakangan ini kerap menargetkan polisi sebagai sasaran?