Dalam ritual yang diikuti oleh warga di empat kabupaten ini warga melarung aneka hasil bumi dan sesajen ke dalam kawah Gunung Bromo. Tujuannya agar terhindar dari musibah dan diberikan kemakmuran oleh leluhur.
Di dalam pura berkumpul 47 pemuka agama Hindu Tengger yang disebut dukun pandita, perwakilan dari 36 desa dari empat kabupaten di kawasan Lereng Gunung Bromo.
Yadnya Kasada dirayakan sebulan penuh pada bulan Kasada atau bulan ke-12 dari tahun Saka. Yadnya Kasada merupakan penghormatan warga terhadap leluhur mereka Roro Anteng dan Joko Seger yang mengorbankan anaknya yang ke-25 Raden Kusuma untuk dilarung ke dalam kawah.