Kurs rupiah terpuruk bertepatan dengan dimulainya pertemuan tingkat tinggi antara Dana Moneter International alias IMF dan Grup Bank Dunia di Bali.
Senin (8/10) kemarin rupiah di pasar spot ditutup di atas level Rp15.200. Tekanan terhadap rupiah paling besar datang dari eksternal yaitu ekspektasi inflasi yang lebih tinggi sehingga berakibat mendorong kenaikkan imbal hasil surat utang Amerika Serikat.
Kenaikkan inflasi menjadi pertanda pemulihan ekonomi Amerika Serikat mulai berjalan cepat. Kondisi ini juga yang membuat investor asing di pasar surat utang Indonesia mulai menarik dollar. Dana asing yang keluar dari pasar surat utang negara mencapai Rp5 triliun sampai akhir September lalu.