Karyawan Google seluruh dunia kompak lakoni aksi keluar kantor (walk out) pada hari Kamis (1/11/2018). Aksi ini menyusul investigasi media terkemuka New York Times yang temukan banyaknya kasus pelecehan seksual di kantor raksasa teknologi itu. Demonstrasi bertajuk Google Walkout ini terjadi di berbagai negara, sebut saja India, Singapura, Tokyo, Swiss, AS, Inggris, dll. Walau bikin aktivitas kantor terhenti, tapi Google justru dukung penuh aksi para karyawannya ini. Seperti dilansir CNN, CEO Google Sundar Pichai berkomentar, "Kami memberi tahu karyawan Google bahwa kami mengetahui kegiatan yang direncanakan untuk Kamis dan bahwa karyawan akan mendapat dukungan yang mereka butuhkan jika mereka ingin berpartisipasi." Sebagai perusahaan terbaik dunia versi Forbes, Google gak cuma berkomitmen buat manjain user mereka tapi juga karyawan mereka. Sejak 2 tahun terakhir, Google udah memecat 48 karyawan yang terbukti bersalah dalam kasus pelecehan seksual di tempat kerja. Dari 48 orang itu, 13 di antaranya berposisi sebagai manager senior. Ini jadi bukti kalau Google gak tebang pilih dan memperlakukan semua karyawannya dengan setara. Sebenarnya kasus pelecehan seksual di tempat kerja itu bukan hal baru, bahkan banyak terjadi di Indonesia. Sayangnya, korban pelecehan seksual di Indonesia ini banyak cenderung enggan buat laporin pelecehan yang mereka terima di tempat kerja karena berbagai alasan, salah satunya takut kehilangan pekerjaan. Padahal harusnya gak perlu takut, yang penting ada bukti yang bisa jadi bahan penyidikan polisi. Lagian kalau dibiarin, pasti si pelaku jadi makin bebas jalankan aksinya. Bisa-bisa korbannya jadi makin banyak. Mereka harus dibikin kapok biar kasus kayak gini gak berulang-ulang.
Polling: Kamu kalau melihat pelecehan seksual di tempat kerjamu kamu laporin gak?
A. Iya B. Enggak
Simak berbagai opini masyarakat dan berikan opinimu disini:
http://opini.id
Twitter:
https://twitter.com/OPINI_id
Instagram:
https://www.instagram.com/opiniid/
Facebook:
https://www.facebook.com/Opinidotid