Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai bahwa survei LSI Denny JA yang menyebut jarak elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo Sandi mencapai 27,8 persen tidak sepenuhnya benar. Menurut Fahri sesama pemain sebaiknya jangan saling tipu.
"Ini kan surveyor ini punya konsorsium. Sudahlah kita kan pemain jadi jangan saling tipu kita sudah tahu," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (6/3/2019).
Fahri mengatakan bahwa sepengetahuannya lembaga survei memiliki konsorsium yang saling bertukar informasi dengan lembaga survei lainnya. Lembaga survei juga menurut Fahri sebagian partisan dan condong mendukung salah satu pasangan calon.
"Konsorsium itu punya kesepakatan tentang data, ada telepon-telepon diantara mereka. naikin angkanya sekian, tambah sekian, nanti di surveiku aku giniin, ada itu. Sudahlah kita tahu bahwa kita saling tipu, tapi jangan bilang kita saling tipu, saling tipu ini," katanya.
Fahri mencontohkan lembaga survei yang menurutnya kurang tepat. Misalnya survei Roy Morgan karena mengasumsikan seluruh rakyat Indonesia sudah mengambil keputusan. Padahal menurutnya orang Indonesia itu sangat menyimpan rapih pilihan politiknya, sehingga apa yang disampaikan saat disurvei belum tentu sama dengan yang dicoblos di dalam bilik suara.
"Ya sama dengan kasus Pilkada DKI, ini yang akan terjadi, rakyat ini akan bohong sama surveyor-surveyor dan nanti surveyor ini akan malu. kayak kasus DKI udah bilang Ahok nggak mungkin dikalahkan karena terlalu jauh meninggalkan Anies Baswedan," katanya.