Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,Adi Prayitno, menilai debat Cawapres berlangsung hambar. Menurutnya, kedua calon tak memberikan narasi baru. Keduanya hanya mengulang narasi yang pernah dilontarkan ke media massa atau saat turun ke lapangan. Ma'ruf dan Sandi juga dinilai telat panas. Keduanya baru lontarkan sindiran saat segmen terakhir. Yaitu saat Sandiaga sindir soal banyaknya kebijakan Jokowi-Maruf yang berbasis kartu. Sandi menilai KTP sudah cukup. Sementara itu Ma'ruf menyindir soal banyaknya hoax yang menimpa Paslon nomor urut 1. Meski demikian, kedua cawapres dinilai konsisten dan bisa sampaikan pandangan politiknya dengan jelas. Misalnya Ma'ruf Amin soal kartu KIP Kuliah, pra-kerja, dan sembako murah dan Sandiaga Uno soal janji membereskan BPJS dan penghapusan UN.