Presiden Joko Widodo jengkel dengan angka impor minyak dan gas yang tinggi dan mengaku sudah mengetahui siapa pihak di balik tingginya jumlah impor migas.
Presiden Jokowi dalam pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 di Istana Negara mengaku telah mengingatkan para pihak yang mengambil keuntungan dari impor migas. Menurut Presiden, impor minyak hingga 800 ribu barel per hari menyebabkan tidak pernah selesainya masalah defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Sebagai solusi, Presiden mendorong peningkatan produksi barang substitusi impor.
Sebelumnya pada 9 Desember lalu, Presiden Jokowi memangil Komisaris Utama dan Dirut Pertamina ke Istana, terkait defisit anggaran negara karena banyaknya impor di sektor migas. Menurut Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, impor di sektor migas dan petrokimia menjadi beban dalam neraca anggaran berjalan.
Dari data Badan Pusat Statistik menyebutkan, impor minyak dan gas Indonesia dalam satuan ton mencapai hampir 50 juta ton dalam lima tahun terakhir. Dapat anda lihat dari grafik ini, tahun 2017 impor migas dari sedikitnya sepuluh negara berjumlah 50 juta ton lebih, dengan nilai 24,3 miliar dollar Amerika.