- Masih ingat strategi Gubernur DKI Jakarta untuk memberikan peringatan dini banjir? Iya benar! Menggunakan pengeras suara.
Gubernur Anies beralasan dengan sistem ini, warga akan langsung mengetahui informasi banjir tanpa melalui jenjang.
Dikuti dari twitter @bpbdjakarta, seperti dalam video itulah penampakan pengeras suara yang di pasang di bantaran kali.
Sistem yang dinamakan Disaster Warning System ini sudah berjalan sejak 2018.
Ketika kondisi air di sungai meningkat, BPBD akan langsung memberikan informasi kepada warga menggunakan pengeras suara dari kantor BPBD.
Menurut rencana, Pemprov DKI akan menambah enam alat peringatan dini atau Disaster Warning System.
Pengadaan alat ini sudah dianggarakan melalui APBD DKI sebesar 4 miliar rupiah lebih.
Anggaran ini kembali menjadi sorotan anggota DPRD Fraksi Partai Solidaritas Indonesia.
William Aditya Sarana mengatakan perangkat pengeras suara yang digunakan Pemprov DKI untuk memberikan peringatan bencana sudah kuno.
Wiliam bahkan menyarankan Pemprov DKI menggunakan sistem yang digunakan oleh gubernur sebelumnya, yakni dengan aplikasi pantau banjir.
Namun, kritikan ini belum mendapatkan tanggapan dari Pemprov DKI.
Hingga saat ini, Pemprov DKI sudah memasang 14 DWS atau alat pengeras suara. Enam di Jakarta Selatan, tiga di Jakarta Selatan, dan lima alat pengeras suara di Jakarta Timur.
Warga tentunya berharap dengan alat peringatan dini yang menghabiskan anggaran cukup besar ini, benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik baiknya untuk mengantisipasi bencana di Jakarta.