ACEH, KOMPAS.TV - Berdiri di atas lahan milik orang lain, seorang ibu dengan sebelas anak di Kabupaten Bireun, Aceh, terpaksa mengungsi karena rumahnya harus dibongkar.
Ibu dan kesebelas anaknya ini, kini membutuhkan tempat bernaung sementara, sembari menunggu rumahnya kembali dibangun.
Delapan tahun lalu, Sarbiah, Warga Desa Pasie Limeng, Kecamatan Jeumpa, Biruen Aceh, menjual tanah berikut rumah yang ia tinggali.
Uang hasil penjualan rumah ia gunakan untuk pengobatan sang suami.
Sepeninggal suami, Sarbiah seorang diri membesarkan kesebelas anaknya. oleh pemilik lahan yang baru, sarbiah dan anak-anak dibiarkan mendiami tanah dan rumah yang dulu ia tinggali.
Ingin membuka kebun, sejak 2 tahun lalu, pemilik lahan mulai meminta Sarbiah pindah. Namun, Sarbiah tidak tahu kemana harus melangkahkan kaki.
Setelah rumahnya dibongkar, Komunitas Kami Peduli Bireun, sebuah lembaga swadaya masyarakat bermaksud membangunkan rumah untuk sarbiah dan anak-anaknya, menggunakan sebagian material bongkaran rumahnya.
Selama menunggu proses pembangunan, oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) membuatkan hunian sementara untuk Sarbiah.
Staf BPBA, Helmi, menyebutkan jika Komunitas Kami Peduli Bireun juga mengajak para dermawan mengulurkan tangan untuk mempercepat pembangunan rumah layak huni bagi Sarbiah dan kesebelas anaknya.