BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Membuat hand sanitizer saat ini menjadi aktivitas para mahasiswa di Universitas Sari Mulia (UNISM), Banjarmasin.
Di laboratorium, para mahasiswa semester tujuh jurusan farmasi ini memproduksi sendiri antiseptik pembersih tangan tersebut.
Bahan yang digunakan tidak biasa, yaitu kayu bajakah atau litoralis hask.
Kayu ini sempat viral dengan khasiatnya sebagai obat kanker.
Prosedur yang digunakan sesuai anjuran WHO, tetapi untuk hand sanitizer dari kayu bajakah ini ada sedikit tambahan.
Pertama 50 gram kayu bajakah yang sudah dipotong-potong dimasukkan ke dalam 500 mililiter air.
Kemudian direbus selama kurang lebih 15 hingga 20 menit pada suhu maksimal 60 derajat celsius.
Selanjutnya mempersiapkan campuran lain, yaitu 420 mililiter ethanol yang dituangkan ke dalam gelas kimia.
Etanol akan berfungsi sebagai pelarut bahan kimia yang akan dicampurkan nantinya.
Setelah itu, ditambahkan 7 mililiter gliserin agar tangan tetap terasa lembut dan mengurangi efek alkohol dari etanol di tangan.
Setelah tercampur, barulah ditambahkan air rebusan kayu bajakah tadi ke dalam larutan.
Komposisi ini setidaknya dapat dipakai untuk membuat larutan hand sanitizer sebanyak 500 mililiter.
Untuk menimbulkan wangi, ditambahkan pula esential oil sehingga cairan hand sanitizer yang diproduksi tidak hanya berfungsi mensterilkan tangan tapi juga mengharumkan.
Setelah selesai, barulah campuran akan dimasukkan ke dalam botol untuk siap digunakan.
Alasan para mahasiswa membuat antiseptik ini cukup heroik. Meski tidak memproduksi secara massal untuk dijual, setidaknya produk hand sanitizer buatan mereka akan digunakan oleh para civitas kampus sehingga tersedia pembersih tangan.
Tujuannya untuk mencegah penyebaran virus di lingkungan kampus.
Sementara meski masih perlu pengujian, hand saitizer bajakah ini berdasarkan penelitian dapat berfunsi sebagai anti mikroba.
Kemudian, diharapkan dapat membunuh virus yang menempel di tangan.
#HandSanitizer #KajuBajakah #Bajakah