Ketua bidang advokasi lembaga eksekutif PB IDI Husniah Rubiana menyebut, IDI tidak peduli dengan alat kesehatan buatan lokal atau impor, asal sesuai standar internasional.
Isu mafia alat kesehatan (alkes) menjadi sorotan di tengah hiruk-pikuk pemberitaan tentang pandemi Covid-19. Menteri BUMN, Erick Thohir, melalui akun Instagram-nya, Kamis (16/4), menyebut soal keberadaan mafia yang membuat Indonesia selalu bergantung pada impor dalam memenuhi kebutuhan alkes dan bahan baku obat-obatan.
Praktik mafia sebenarnya bukan cerita baru di Indonesia. Kegiatan impor ditenggarai menjadi arena bermain para mafia. Gurihnya keuntungan impor membuat mereka berupaya agar keran impor terus dibuka sebesar-besarnya.
Krisis alkes di tengah pandemi Covid-19 kini coba dijadikan momentum oleh pemerintah untuk melawan mafia dengan mendorong produk alkes dalam negeri dan menekan impor. Sejumlah BUMN siap bersinergi untuk memproduksi alkes, khususnya ventilator. Perguruan tinggi dan lembaga riset juga menyatakan kesanggupannya.
Lantas, bagaimana sebenarnya sepak terjang mafia alkes? Apakah para mafia bermain di tengah pandemi?