KOMPAS.TV - Seorang penyandang disabilitas di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ikut menjadi salah satu yang terdampak pandemi covid-19.
Profesinya sebagai penyedia jasa elektronik, tidak bisa menutup biaya sehari sehari, lantaran permintaan jasa servis berkurang.
Keseharian Muhammad Nur Bachtiar, biasanya akan disibukkan dengan kegiatan ini, yakni servis barang barang elektronik milik klien kliennya, yang rusak.
Tangannya begitu terampil, karena ia sudah menjadi penyedia jasa servis elektronik, bertahun- tahun lamanya.
Namun di tengah pandemi Covid-19, permintaan jasa servis elektronik berkurang.
Ia mengaku kekurangan penghasilan.
Sayangnya, Bachtiar tidak bisa mengganti profesi pekerjaannya begitu saja.
Ia memiliki keterbatasan pada kakinya, sehingga tidak semua pekerjaan bisa ia lakukan.
Bachtiar, mengalami lumpuh pada kaki akibat polio sejak berusia satu tahun.
Tongkat adalah alat bantu jalan yang wajib ia gunakan untuk beraktivitas.
Dalam kondisi pandemi ini, Bachtiar mengaku mendapat bantuan bahan pokok dari pemerintah ditambah uang tunai senilai 250 ribu rupiah, kendati demikian, bantuan tersebut belum cukup menutupi tunggakan rumah kontrakannya selama tiga bulan.
Sehingga Bachtiar terus menjalankan usahanya sebagai jasa servis alat elektronik dari rumah.
Meski kondisi serba terbatas, bachtiar pantang jadi pengemis sebab baginya menjadi pengemis bukanlah perbuatan yang mulia.
Seusai lebaran, sang pemilik kontrakan menyebut, Bachtiar , istri dan anak anaknya harus meninggalkan rumah kontrakannya, karena pemilik kontrakan beralasan ingin menjual rumahnya.
Kondisi ini tentu membuat Bachtiar bekerja lebih keras, dengan memberanikan diri keluar dari rumah, menggunakan sepeda motor yang dimodifikasi menjadi roda tiga untuk berkeliling mencari konsumen yang membutuhkan jasa servisnya, meski pembatasan sosial berskala besar diterapkan di Banjarmasin.