Tiga bulan bergulat dengan wabah Covid-19, pemerintah bersiap memulai tatanan hidup baru alias new normal di berbagai sektor secara bertahap, mulai awal Juni. Alasannya, perekonomian harus kembali bergeliat.

Sejak pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus rantai penularan Covid-19 pada April, daya beli masyarakat melemah, angka pengangguran dan PHK meningkat. Ditambah pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa pandemi belum bisa dikendalikan, karena belum ditemukan vaksin hingga kini. Oleh sebab itu, tercetuslah ide konsep tatanan hidup baru atau new normal, yang diutarakan Presiden Jokowi pada awal Mei lalu. Dengan new normal, masyarakat diharapkan bisa beraktivitas kembali sambil tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jaga jarak, pengecekan suhu tubuh, penyediaan tempat cuci tangan, dan penggunaan masker, tetap wajib dilakukan saat berkegiatan di tempat-tempat umum.

Di sisi lain, DKI Jakarta adalah salah satu provinsi yang bersiap masuk ke tatanan hidup baru. Gubernur Anies Baswedan menyebutnya sebagai PSBB Transisi menuju ke situasi yang aman, sehat, dan produktif. Demi mewujudkan hal itu, sejumlah langkah ditempuh, misalnya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Lokal (PBSL) di wilayah yang masih berstatus zona merah. Jurnalis Kompas TV, Aiman Witjaksono, mendatangi salah satu zona merah di Jakarta, untuk melihat suasana disana. Setelah itu, Aiman berkeliling kota untuk melihat persiapan tatanan hidup baru dan kondisi riil warga Jakarta yang terdampak Covid-19. Terakhir, Aiman berbincang dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk mengetahui kondisi dan prediksi ekonomi bangsa selama pandemi Covid-19. Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia, kini dan nanti? Seperti apa prediksi masa depan Indonesia dengan era baru kehidupan yang bakal mengubah peradaban?