Presiden Jokowi mengancam akan melakukan langkah keras dan extraordinary terkait kinerja kementerian/lembaga yang dinilai lamban. Langkah tersebut bisa berupa pembubaran lembaga atau melakukan prombakan kabinet.
Ancaman itu disampaikan Jokowi di depan para menteri dan pimpinan lembaga yang hadir dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara. Dalam video berdurasi 10 menit 20 detik tersebut Jokowi tampak emosi.
Beberapa kali suara Jokowi meninggi. Jokowi mengkritik para pembantunya yang dinilai tak memiliki sense of crisis dan bekerja ala kadarnya. Jokowi menyebut, tak ada progres yang signifikan terkait kinerja para menteri dan pimpinan lembaga.
Dia mengatakan 3 bulan ke belakang dan beberapa bulan ke depan adalah masa krisis akibat pandemi. Namun, dia melihat masih ada anggota kabinet yang bekerja biasa-biasa saja.
Jokowi juga menyinggung soal serapan anggaran di kementerian yang rendah. Menurut dia, hal itu berpengaruh pada rendahkan konsumsi dan daya beli masyarakat.
Menurut Jokowi, di masa pandemi ini stimulus ekonomi menjadi kunci agar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak mati.
Jokowi memerintahkan agar stimulus ekonomi segera dikucurkan kepada sektor ekonomi, khususnya industri padat karya agar tak menambah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Presiden layak marah.
Pasalnya, kondisi ekonomi nasional terus mengalami kontraksi dan terancam resesi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I (Q1) 2020 hanya 2,97 persen. Angka itu jauh dari target kuartal I yang diharapkan mencapai kisaran 4,5-4,6 persen.
Ia meminta para pembantunya tak bekerja biasa saja, namun melakukan langkah-langkah luar biasa. Jika tidak, Jokowi mengancam akan melakukan langkah keras meski harus mempertaruhkan reputasi politiknya.
Mengapa Presiden Jokowi murka? Apa benar Jokowi akan membubarkan lembaga dan melakukan perombakan kabinet?
#DuaArah #Jokowi #PresidenJokowi