KOMPAS.TV - Belasan aduan terkait dugaan penyimpangan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa di Surabaya, telah diterima pihak Universitas Airlangga.
Sementara, polisi meminta para korban, dan saksi bisa memberikan keterangan untuk memudahkan proses penyelidikan.
Sebanyak lima belas aduan terkait dugaan penyimpangan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa di Surabaya, telah diterima pihak Universitas Airlangga.
Selanjutnya, pihak kampus akan memeriksa laporan yang masuk, dan menindaklanjutinya bersama polisi.
Pihak Kampus Unair juga telah menyiapkan psikolog untuk mendampingi korban penyimpangan seksual, yang kasusnya viral di media sosial, dengan nama "fetish" kain jarik.
Sementara, Polda Jawa Timur, saat ini masih mengembangkan penyelidikan kasus penyimpangan seksual "fetish" kain jarik.
Polisi meminta para saksi, dan korban yang telah menyampaikan aduan, bisa memberikan keterangan, untuk memudahkan proses penyelidikan.
Menurut psikolog, dugaan pelecehan seksual berkedok penelitian oleh seorang mahasiswa di surabaya, termasuk bentuk penyimpangan seks.
Penyebabnya beragam, meski demikian, penyimpangan seks ini bisa disembuhkan melalui konseling, dan psikoterapi, secara rutin.
Agar tidak ada lagi kejadian serupa, masyarakat diimbau waspada, dan kritis, terhadap lingkungan sekitar.
Sementara, mahasiswa yang diduga terlibat penyimpangan seksual, hingga saat ini belum dapat dihubungi.
Diduga, mahasiswa itu sudah tidak berada di surabaya sejak Maret lalu.