JEMBER, KOMPAS.TV - Sekelompok pemuda di Kabupaten Jember, Jawa Timur menggelar lomba layang-layang sawangan.
Kegiatan ini sebagai bentuk upaya melestarikan permainan tradisional.
Pemuda Desa Karangsono, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember terampil dan peduli dengan mainan tradisional layang-layang sawangan.
Mereka pun menggelar lomba layang-layang sawangan yang diikuti oleh berbagai kelompok usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Layang-layang ini berbeda dengan layang-layang pada umumnya karena memiliki ukuran lebih besar yakni panjang, lebar dan tinggi lebih dari satu meter.
Benang penarik layang-layang juga menggunakan tali tampar agar tidak mudah putus saat menerbangkan layang-layang ke udara.
Berbeda dengan lomba layang - layang hias, lomba layang-layang sawangan membutuhkan keterampilan khusus. Kondisi fisik harus prima dan tangan harus kuat karena layang-layang sawangan saat terbang sangat berat.
Peserta lomba harus menerbangkan dengan ketinggian tertentu, lalu beradu kecepatan menurunkan layang-layang hingga mendarat di tangan penarik layang - layang.
Jika layang - layang jatuh dan mendarat ke tanah, maka peserta lomba dinyatakan kalah atau didiskualifikasi.
Layang-layang sawangan dulu merupakan permainan tradisional. Layang-layang ini juga dimainkan petani di sawah untuk mengusir hama burung. Namun, seiring perkembangan zaman permainan layang-layang sawangan mulai ditinggalkan generasi muda.
Peserta yang ikut lomba harus membayar biaya pendaftaran 15 ribu rupiah dan peserta yang menang mendapatkan hadiah uang jutaan rupiah.