MAKASSAR, KOMPAS.TV - Seorang bocah difabel dikabupaten sikka, nusa tenggara timur, punya semangat belajar yang tinggi. Di tengah keterbatasannya, ia masih tetap ingin bersekolah, walau harus bersusah payah saat berangkat ke sekolah.
Yustinus riyelino, bocah 10 tahun, adalah salah satu murid di paud berkebutuhan khusus, karya ilahi, maumere, nusa tenggara timur. Meski tak dapat berjalan layaknya anak normal pada umumnya, ia memiliki semangat untuk tatap bersekolah.
Dua tahun belakangan, riyel, kesulitan ke sekolah, lantaran nenek dan kakeknya tak mampu lagi mengantarnya ke sekolah. Sang nenek menderita epilepsi, sementara sang kakek kerap sakit-sakitan. Kondisi ini membuat pihak sekolah, kadang datang menjemput riyel untuk ke sekolah. Rumah riyel, berada jauh di bawah lembah, hingga pihak sekolah harus menggendongnya hingga ke depan jalan. Meski begitu, pihak sekolah tetap melayani keinginan riyel untuk belajar di sekolah. Terkadang pihak sekolah mengunjungi riyel untuk kegiatan belajar mengajar di rumah.
Di sisilain, pihak sekolah berharap ada dukungan dari pemerintah daerah bagi kelangsungan lembaga pendidikan khusus ini. Dengan dukungan pemerintah, nasib dan keinginan anak beekebutuhan khusus di kabupaten sikka akan semakin diperhatikan.
#DIFABEL
#PENDIDIKANINDONESIA
#NTT