JAKARTA, KOMPAS.TV - Untuk menjawab membludaknya jumlah pasien di ibu kota, sejak beberapa pekan terakhir, pemerintah provinsi DKI Jakarta, akan menambah jumlah fasilitas ICU dan ruang isolasi pasien Covid-19.
Tak hanya itu, sebanyak lebih dari seribu tenaga medis, juga direkrut khusus untuk menangani pasien.
Guna mengatasi lonjakan kasus Covid-19, pemerintah provinsi DKI Jakarta, merekrut sebanyak 1.174 tenaga medis baru, dengan kontrak terhitung mulai september hingga Desember 2020.
Selain penambahan jumlah tenaga medis untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit, pemprov DKI Jakarta juga berencana menambah rumah sakit rujukan Covid-19.
Dari data dinas kesehatan, di 67 rumah sakit rujukan, saat ini ada 513 tempat tidur ICU dan 4.054 tempat tidur ruang isolasi.
Sementara di 11 rumah sakit rujukan tambahan,
ada 85 kamar ICU dan 286 ruang isolasi.
Dalam program Sapa Indonesia, Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia, Persi, Lia G Partakusuma, membenarkan permintaan ruang ICU khusus pasien Covid-19 semakin banyak, karena melonjaknya pasien yang membutuhkan alat bantuan napas.
Komandan lapangan observasi rumah sakit darurat Wisma Atlet, Letkol M Arifin, juga berencana menambah tower untuk pasien Covid-19. Nantinya pasien tanpa gejala, yang seharusnya isolasi mandiri, akan dipisah ruang perawatannya, dengan pasien bergelaja ringan atau berat.
Gubebernur DKI Jakarta pun menyebut, nantinya pasien juga tidak lagi diperbolehkan menjalani isolasi mandiri di rumah, dan harus menjalani karantina di fasilitas kesehtan pemprov DKI, agar penularan antar keluarga tidak terjadi.
Dalam keterangannya 31 Agustus 2020 lalu, Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito membenarkan mulai penuhnya rumah sakit rujukan corona.
Dari 170 rumah sakit rujukan covid-19, sekitar 70 persen dari kapasitas yang ada sudah terpakai. Rinciannya, ruang isolasi terpakai 69 persen
dan icu terpakai 77 persen.