JAKARTA, KOMPASTV Sejumlah tenaga medis yang bekerja di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 mengeluh, lantaran adanya pemotongan jasa medis.

Hal ini terjadi akibat berkurangnya jumlah pasien umum yang berobat ke rumah sakit di tengah pandemi Covid-19.

Koordinator JDNI Aceh, dr. Teuku Ona Arief mengatakan, besarnya potongan tersebut mencapai 50%.

"Bahkan ada yang ada yang terjadi pemotongan sekitar 40 50 persen" ujar dr. Arief saat diwawancara Kompas TV (11/9).

Arief menambahkan, Pemerintah Aceh sebelumnya telah menjanjikan insentif bagi para tenga medis yang bekerja melawan Covid-19.

Namun, pada kenyataanya insentif tersebut hingga kini tak kunjung turun.

"Contohnya seperti, di awal-awal covid lalu, Pemerintah Aceh mengeluarkan surat untuk bahwa mendukung tenaga medis, akan memberi insentif, dan akan mendukung keluarga dari tenaga medis yang bekerja menangani covid ini. Tapi, sampai ini sudah beberapa bulan, itu belum terealisasi", ungkap Arief.

Keadaan seperti ini justru memperparah kondisi tenaga medis yang tak pernah henti berjuang melawan Covid-19. Mereka berharap, agar insentif tenaga medis dapat segera turun.