SEMARANG, KOMPAS.TV - Memiliki masa lalu yang kelam, bukan berarti masa depan juga akan suram. Itulah yang coba dibuktikan oleh seorang mantan preman jalanan di Kota Semarang. Selepas dari preman jalanan, pemuda berusia 27 tahun ini, kini sukses menjadi seorang pengusaha kuliner. Tak tanggung-tanggung kuliner bubur kacang ijo yang digelutinya ini bisa mendatangkan keuntungan dengan omzet 60 juta rupiah sebulannya
Berawal dari kebiasaan nongkrong di warung, akhirnya Ardian Artim, pemuda Semarang yang dulu pernah menjadi preman jalanan menemukan ide untuk membuka usaha kuliner. Usaha yang dipilihnya adalah membuka warung bubur kacang hijau.
Saat ditemui di tempat usahanya, pemuda 27 tahun ini bercerita awal mula perjuangannya. Saat masih kuliah, ia sempat memutuskan berhenti dan menggelandang. Pekerjaan apapun di jalanan dilakoni mulai dari mengamen, tukang parkir hingga berkecimpung dalam dunia narkoba yang dijalaninya selama 5 tahun.
Namun ia akhirnya sadar, apa yang dilakukan tersebut tidak bisa untuk hidup layak kedepannya, hingga akhirnya mantan preman ini memutuskan untuk mencari pekerjaan yang bisa memberikannya masa depan dan kemudian dipilihlah berjualan bubur kacang hijau.
Ada dua cabang yang kini dimiliki Artim yaitu di Ngaliyan dan di kawasan kampus Undip Tembalang, yang diberi nama warung burjoni. Warung burjo yang dikonsep modern ini juga menawarkan menu andalan nasi ayam bumbu bali. Burjo yang dikelolanya ini awalnya tanpa modal. Dengan mengandeng pemodal ia akhirnya bisa mewujudkan membuka warung burjo modern dengan berbagai fasilitas dan kenyamanan.
Artim mengaku sebelumnya ia hanya memiliki 3 karyawan, namun kini sudah bertambah menjadi 6 karyawan dengan omzet perbulan mencapai 60 juta rupiah. Selain itu mantan preman ini juga bisa membiayai kuliah adiknya di kampus Undip, Semarang.
#Burjo #MantanPreman #Undip