KOMPAS.TV - Satuan tugas penanganan covid-19 pemerintah pusat meminta setiap kepala daerah yang daerahnya memiliki banyak destinasi wisata agar siaga mengantisipasi kemunculan klaster penularan, saat libur panjang.
Pasalnya, menurut pemerintah pusat, klaster penularan covid-19 saat libur panjang ini, akan berdampak pada kenaikan signifikan kasus positif corona di tingkat nasional.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap, dirinya tidak bisa mengambil kebijakan lain, selain mengikuti kebijakan pemerintah pusat, yang memperbolehkan masyarakat berwisata saat libur panjang.
Kini, pihaknya hanya bisa ikut mengantisipasi, semua dampak yang mungkin muncul bagi masyarakat, saat berwisata dan berlibur di tenga pandemi covid-19.
Mengingat tingginya mobilitas masyarakat saat libur panjang, pemerintah Provinsi Jawa Barat, akan memberikan tes cepat atau tes usap covid-19 secara acak kepada wisatawan di wilayah Jawa Barat.
Tak hanya di Jawa Barat, di Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo, juga menerapkan kebijakan serupa.
Hingga hari ini, Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, sudah 400 ribu lebih orang terjangkit corona, dengan lebih dari 13 ribu orang di indonesia, meninggal, akibat covid-19. Jumlah ini diprediksi akan melonjak drastis, setelah liburan panjang usai.
Sulit sekali rasanya, membendung masyarakat yang ingin berlibur dan berwisata, di masa libur panjang, di tengah pandemi corona ini.
Kini kepala daerah hanya bisa menyusun strategi, agar setelah libur panjang, klaster penularan tidak banyak bermunculan.
Lalu strategi apa saja yang telah disusun?
Simak dialog bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimun serta Epidemiolog dari Universitas Gajah Mada, Riris Andono Ahmad berikut ini.