MEDAN, KOMPAS.TV - Pengeroyokan dua prajurit TNI oleh anggota moge di Bukittinggi ditanggapi anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatera Barat, Andre Rosiade.
Kasus pengeroyokan harus diusut tuntas dan diproses secara hukum.
Andre meminta polisi tidak menangguhkan penahanan terhadap empat tersangka dan tidak takut adanya beking yang mengintervensi penyelesaian kasus pengeroyokan.
"Siapapun bekingnya, kita masyarakat Sumatera Barat akan mem-backup penuh kepolisian untuk melakukan penegakan hukum ini. Jangan takut dengan bekingnya, proses hukum, seret sampai pengadilan, dan jangan sampai ada penangguhan penahanan," kata Andre Rosiade.
Sementara itu, Ikatan Motor Indonesia menilai pengeroyokan prajurit TNI oleh anggota moge di Bukittinggi akibat tidak adanya standarisasi cara mengendarai motor secara berkelompok atau konvoi serta ketidakstabilan emosi pengendara moge.
IMI menyayangkan kejadian di Bukittinggi yang sampai menyebabkan jatuhnya korban.
"Kejadian ini mungkin bisa dihindari apabila kita mempunyai standarisasi tata cara mengemudi berkelompok atau turing. Yang kedua bahwa setiap pengendara wajib ikut aturan dan tata cara berlalu lintas serta berbagi jalan," kata Sekretaris IMI Mobilitas Joel Mastana.
Berdasarkan standar yang ada saat ini, anggota klub moge biasanya berkumpul terlbih dulu membahas tata cara berkonvoi termasuk formasi menyusul saat tertinggal dari rombongan.
Namun kesadaran untuk berbagi jalan dengan pengendara lain belum maksimal sehingga memicu arogansi di jalan.