JAKARTA, KOMPASTV - Laut seakan menjadi jiwa raga Dasman, seorang nelayan rajungan di Teluk Jakarta. Betapa tidak, sudah dua dekade Ia menggantungkan hidupnya di laut. Dua kali sehari, Ia melaut menerjang gelombang. Di awal pagebluk korona bulan Maret hingga Juni, harga jual rajungan sempat anjlok hingga 50 persen. Saat ini, harga berangsur normal. Namun, musim hujan membuat hasil tangkapan Dasman berkurang. Untuk modal melaut dan kebutuhan sehari-hari, Dasman gali lubang tutup lubang ke pengepul. Oleh karenanya, Ia menjual hasil tangkapannya ke pengepul.
Ketergantungan nelayan tradisional kepada pengepul masih menjadi fakta. Melalui kamera tersembunyi, kami merekamnya. Penentuan harga ke pelelangan ikan menjadi kontrak saat berutang ke pengepul. Dampaknya, nelayan tradisional kesulitan meningkat kesejahteraan.
Bagaimana pengakuan para nelayan? Lantas, bagaimana langkah negara menyediakan memberikan akses modal dan kepastian usaha kepada nelayan tradisional?
Simak jawabannya dalam Berkas Kompas episode Nestapa Nelayan di Negeri Bahari bagian pertama berikut ini.