CIANJUR, KOMPAS.TV - Pandemi Covid-19, cukup berdampak kepada perekonomian masyarakat, begitu juga kepada seorang Pengrajin Wayang Golek, Ishak Suhendra, Warga Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dengan menggunakan limbah dari berbagai jenis kayu yang didapatinya dari hutan, ishak terus berinovasi membuat Wayang Golek. Profesinya sebagai pengrajin Wayang Golek, ia lakukan sejak tahun 1980 hingga sekarang ini. Namun memasuki Era Modern, terlebih dimasa Pandemi Covid-19 saat ini, minat masyarakat terhadap Wayang Golek mulai menurun. Hal itu tidaklah menyurutkan Ishak untuk terus berkreasi membuat kerajinan Wayang Golek, mengingat profesinya sebagai pengrajin Wayang Golek tersebut, merupakan warisan budaya yang turun temurun,
Ishak sangat berharap, agar Pemerintah Daerah Cianjur bisa lembih memerhatikan nilai nilai budaya yang tergerus oleh jaman ini, dan meberikan respon terhadap profesinya, mengingat hingga saat ini, ishak tak pernah mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Cianjur.
Sementara menurut Ishak. Dulu, Wayang Golek buatannya, selalu dibeli oleh para dalang disejumlah daerah, bahkan, Wayang Golek hasil ishak ini pernah dibawa ke negara eropa oleh seorang bandar.
Untuk pembuatan satu Wayang Golek ini, memakan waktu sekitar 15 hari, tergantung jenis ukiran dan karakter wayang. Wayang buatan Ishak ini, dibanderol mulai dari 350 ribu hingga satu koma lima juta rupiah, sedangkan untuk ukuran miniatur, mulai dari 50 ribu hingga 300 ribu rupiah.