SURABAYA, KOMPAS.TV - Naiknya harga kedelai impor di pasaran mempengaruhi produksi tempe di Kota Surabaya Jawa Timur. Pasalnya akibat kenaikan tersebut, sebagian perajin mogok produksi dan sebagian lainnya menaikkan harga jual tempe.
Para perajin tempe di Kota Surabaya mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor sejak bulan Desember 2020. Harga kedelai impor untuk bahan baku tempe naik dari 7.000 rupiah per kilogram menjadi 9.300 rupiah per kilogram.
Komunitas perajin tempe di Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya merupakan salah satu yang terdampak kenaikan tersebut. Mereka pun terpaksa melakukan aksi mogok produksi selama 3 hari berturut-turut. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap meroketnya harga kedelai impor.
Sedangkan sebagian perajin tempe lainya berencana menaikkan harga jual tempe mulai 4 Januari 2021. Harga tempe akan dinaikan rata - rata 20 hingga 30 persen per bungkus.
Salah satu perajin tempe, yakni Noto mengaku bahwa menaikkan harga tempe merupakan solusi terbaik, agar mereka tidak merugi. Jika harga tempe tidak dinaikan, maka ia akan rugi, karena bahan bakunya naik.
Para perajin tempe mengaku lebih memilih menggunakan bahan baku kedelai impor, karena hasil olahan tempenya lebih bagus jika dibandingkan menggunakan kedelai lokal.
#Tempe #KedelaiImpor #KotaSurabaya