Internet membatu kita berbagi informasi dan berkomunikasi langsung jarak jauh melalui jejaring sosial atau media sosial. Banyak manfaatnya dalam penggunaan media jejaring ini salah satunya adalah dapat menghemat waktu dan biaya. Kita diberi kebebasan dan menggunakannya. Namun, kebebasan ini bukan berarti tidak memiliki etika atau batasan-batasan penggunaannya, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Sebaiknya kita dapat mengenali bagaimana etika yang perlu diperhatikan dalam penggunaan jejaring sosial.
Netizen di Indonesia disebut sebagai yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara karena sering kali mengungkapkan pendapat di media sosial tanpa memerhatikan etika. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Psikolog Efnie Indianie menjelaskan pada dasarnya, budaya di Indonesia ini mengutamakan kolektivistik. Kolektivistik yang berarti kebersamaan atau konformitas, artinya segala sesuatunya harus atas dasar kesepakatan bersama.
Di era digitalisasi ini masyarakat mempunyai cara masing-masing atau dengan cara yang unik untuk mengekspresikan segala sesuatu halnya. Ketika dalam suatu masyarakat ini ada berbeda budaya, di situlah masyarakat terpancing untuk berkomentar. Dalam konteks massal ini, masyarakat mudah terpengaruh dengan masyarakat lainnya atau lebih dikenal mudah terprovokasi.
Netizen Indonesia Disebut Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara, Kok Bisa?