KOMPAS.TV - Polisi dan Tim Densus 88 Antiteror melakukan penangkapan terduga teroris di sejumlah daerah tepat sehari pasca bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Selain di Jakarta, penangkapan juga terjadi di Nusa Tenggara Barat, Bekasi dan Sukabumi.
Pasca bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Polri bertindak cepat untuk mengungkap jaringan pelaku teror yang melukai sedikitnya 20 orang ini.
Penangkapan terduga teroris pun dilakukan di sejumlah daerah di Tanah Air.
Di Bima, Nusa Tenggara Barat, Tim Densus 88 menangkap 5 orang terduga teroris yang merupakan warga Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpuda, Kota Bima dan Pasar Kota Bima.
Salah satu terduga yang ditangkap merupakan seorang guru.
Penggeledahan dan penangkapan terduga teroris terus berlanjut di sejumlah tempat, termasuk di Sukabumi, Jawa Barat.
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti bahan peledak dan senjata tajam dari
sebuah rumah di Kampung Limbangan, Desa Cibodas, Kecamatan Bojong Genteng.
Polisi menyebut tempat yang digeledah adalah rumah orangtua terduga teroris yang ditangkap di Jakarta.
Di hari yang sama, polisi juga melakukan penangkapan terduga teroris di 2 lokasi berbeda.
Di Condet Jakarta Timur dan Cibarusah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ada 4 terduga teroris yang ditangkap dalam penggerebekan di 2 lokasi ini.
2 dari 4 terduga teroris ini diduga pernah mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Timur saat digelarnya sidang Rizieq Shihab, seperti yang kami kutip dari laman Kumparan.com.
Keduanya juga memiliki peran penting dalam kepengurusan FPI.
Dari penggerebekan di Condet dan di Kabupaten Bekasi, polisi menemukan 5 bom aktif yang berdaya ledak tinggi.
Kelima bom aktif sudah diledakkan Tim Gegana karena mudah terpicu untuk meledak.
Tak hanya itu, polisi juga menemukan 5 wadah yang berisi bahan peledak seberat 3,5 kilogram. Jika dirakit, bisa menjadi 70 buah bom.