KEDIRI, KOMPAS, TV -Seorang pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Kediri, berhasil membudidayakan pohon kurma organik di lahan sempit. Pohon kurma ini diberikan gratis kepada warga sekitar, untuk ditanam di halaman rumah, agar mendapatkan penghasilan tambahan.
Buah kurma, identik dengan jazirah arab, namun siapa sangka, pohon kurma ternyata bisa dibudidayakan di lahan sempit. Seperti yang terlihat di salah satu halaman rumah warga, di desa sumbercangkring kecamatan Gurah kabupaten Kediri.
Di tempat ini, warga dapat memanen buah kurma organik di halaman rumah mereka sendiri. Selain lebih manis dan segar, buah kurma yang dihasilkan juga lebih sehat karena menggunakan sistem organik atau bebas pestisida.
Pencetus budi daya kurma di lahan sempit ini, adalah Mustain Anshori. Seorang pengasuh pondok pesantren Pari Ulu Kediri, yang telah meneliti dan mengembangkan pohon kurma sejak 4 tahun lalu.
Berbekal keyakinan bahwa pohon kurma bisa dikembangkan di Indonesia, mustain anshori kemudian mulai melakukan pembibitan. Setelah proses penyemaian berhasil, ia lalu memberikan bibit pohon kurma itu, kepada sejumlah warga di sekitar pondok, untuk ditanam.
Bersama warga, Mustain Anshori terus melakukan perawatan, hingga kini pohon-pohon kurma tersebut, mampu menghasilkan buah. Tidak hanya itu masa berbuah pohon kurma ini juga lebih pendek, yakni hanya 3 hingga 4 tahun saja.
Hingga kini, sudah ada 87 pohon kurma yang ditanam di halaman rumah warga. Rata-rata setiap rumah warga memiliki 4 hingga 5 pohon kurma, dengan jenis ajwa dan delights nur.
Mustain Anshori berharap, dengan adanya budidaya kurma di halaman rumah tersebut, warga bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Sementara hingga kini, Mustain Anshori telah mengembangkan 14 jenis kurma yang siap dibudidayakan di kabupaten Kediri.
#Kediri #Kurma #Arab #Organik #Pertanian #BeritaKediri