BREBES, KOMPAS.TV - Salah satu pengusaha transportasi, kendaran bus antar Kota dan antar Provinsi di Kabupaten Brebes, Muhadi resah atas kebijakan larangan mudik lebaran oleh pemerintah pusat. Berdasarkan pengalaman tahun lalu dengan larangan mudik, pihaknya telah memberhentikan para karyawan dan kru bus yang biasa bekerja.
Padahal mereka tengah membutuhkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari menjelang lebaran. Sehingga jika pemerintah tetap melarang untuk mudik dipastikan perekonomian akan lebih merosot.
Dalam waktu normal armada bus bisa beroperasi hingga sembilan puluh persen. Namun, karena pandemi ini hanya dua puluh persen armada yang bisa beroperasi. Kondisi tersebut hanya cukup untuk memenuhi biaya operasional dan gaji para pekerja.
Muhadi mengatakan, mudik lebaran sudah menjadi tradisi, dimana warga perantauan melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Mobilitas warga saat mudik menjadi momen perputaran ekonomi yang cukup pesat tidak hanya bagi pengusaha transportasi saja. Namun, usaha usaha lainnya juga akan turut terdongkrak.
Muhadi berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan larangan mudik tersebut. Karena, jika tetap dilarang untuk mudik lebaran, tentu akan menimbulkan banyak pekerja yang dirumahkan. Kondisi tersebut akan memicu meningkatnya jumlah pengangguran, dan perekonomian melemah.