KOMPAS.TV - Penyelamatan awak KRI Nanggala-402 sepatutnya menjadi prioritas yang utama.

Berkaca dari pengalaman kecelakaan kapal selam yang pernah terjadi di negara lain keberhasilannya membutuhkan kerjasama luas lintas Lembaga bahkan lintas negara.

Presiden Joko Widodo pun telah memerintahkan Panglima TNI Kepala Staf Angkatan Laut, Basarnas, dan instansi terkait untuk berupaya optimal menemukan dan menyelamatkan seluruh awak KRI Nanggala-402.

Presiden menyatakan, keselamatan ke-53 awak KRI Nanggala-402, merupakan prioritas utama misi pencarian.

Mantan Komisioner KNKT Dede Farhan Aulawi mengatakan, pencarian tergantung pada kemampuan 2 hal, yaitu kompetensi SDM, dan kemampuan tekonologi untuk menemukan kapal selam.

Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizald menyampaikan, bahwa dirinya tidak begitu mengharapkan bantuan dari luar negeri.

Bobby lebih mengutamakan pencarian KRI Nanggala-402 dengan bantuan dari KRI Alugoro yang telah dikerahkan.

Diketahui KRI Alugoro adalah penyelamat deep scearch and rescue six (DSAR 6) dengan kemampuan menyelam hingga kurang lebih 500 meter.

Pakar Kapal Selam dan Teknik Kelautan ITS Wisnu Wardhana menyebut, bila memang bisa mencapai kedalam 500 meter, KRI Alugoro diharapkan akan memancarkan sinyal sonar dan dapat menangkap pantulan dari kapal selam.