SEMARANG, KOMPAS.TV - Kue Ganjel Rel makanan unik khas Kota Semarang berbentuk ganjalan rel kereta api ini menjadi incaran di bulan Ramadan dan Lebaran.
Rasa rempahnya yang khas dan nikmat membuat kue ini cocok disantap sebagai menu berbuka puasa dan bersama keluarga di momen Lebaran.
Kue manis yang kerap disajikan bersama teh ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu, orang Belanda kerap menyantap kue Onbitjkoek saat sarapan yang terbuat dari tepung terigu, rempah, telur dan kenari sebagai toppingnya.
Namun, karena tepung terigu harganya mahal dan sulit dicari, orang Indonesia saat itu membuat padanannya dengan menggunakan tepung gaplek, tanpa telur, dan ditaburi wijen. Akhirnya lahirlah kue ganjel rel. Bentuknya sama-sama persegi dan berwarna coklat, namun lebih keras dibandingkan Onbitjkoek.
Sekarang, kue ganjel rel sudah dimodifikasi menggunakan tepung terigu, telur, gula palem dan minyak agar lebih lembut dan bergizi. Sedangkan rempah yang digunakan merupakan warisan sejak tahun 1950.
Meski tanpa bahan pengawet, kue ganjel rel yang dikemas semi vakum ini bisa tahan empat belas hari di suhu ruang. Cara mengkonsumsinya pun hanya cukup diangin-anginkan saja setelah keluar dari kulkas. Hanya dengan tiga puluh lima ribu rupiah untuk satu kotak, anda sudah dapat merasakan nikmatnya kue ganjel rel ini.
Video: Theresia Michelle