Kasus COVID-19 yang merenggut nyawa anak-anak menjadi ancaman serius terhadap problematika penanganan COVID-19 di Indonesia. Klaster anak dan remaja menjadi salah satu penyumbang lonjakan kasus COVID-19. Diduga varian baru yang sudah masuk ke Indonesia menjadi salah satu penyebab semakin rentannya penularan COVID-19 terhadap anak. Oleh karena itu, orangtua harus lebih ketat dalam mengawasi anak, khususnya dengan mengajak anak agar tidak berada di luar rumah selama pandemi.
Ancaman COVID-19 terhadap anak semakin besar seiring lonjakan kasus harian di tanah air. Di jepara Jawa Tengah dua balita meninggal dunia dengan hasil PCR positif COVID-19. Selain itu, di Depok Jawa Barat tercatat 10 ribu kasus COVID-19 klaster anak dan remaja menjadi salah satu penyumbang lonjakan kasus COVID-19.
Hal serupa terjadi di Ibu Kota Jakarta, kenaikan kasus COVID-19 terjadi akibat klaster anak-anak menyumbang 16 persen dari total kasus COVID-19 di Jakarta. Gejala yang dialami dua balita balita malang tersebut diantaranya sesak nafas berat, panas tubuh hingga 42 derajat celcius, kejang serta diare berulang.
Kasus terhadap anak menjadi tren baru yakni mulai dari usia batita hingga usia 19 tahun. Hingga kini, ada empat varian baru COVID-19 yang sudah masuk ke indonesia. di antaranya B.1.1.7 atau alpha asal Inggris, B.1.351 atau beta asal Afrika Selatan dan B.1.617 atau delta asal India.
Namun belum diketahui apakah varian baru tersebutlah menyerang anak-anak yang terpapar COVID-19 karena belum diteliti lebih lanjut. Peran orang tua harus lebih ketat dalam mengawasi anak-anak, khususnya dengan mengajak anak-anak agar tidak berada di luar rumah selama pandemi COVID-19.
Ancaman COVID-19 pada Anak Semakin Besar