Belakangan ini media sosial diramaikan dengan video Anggota DPRD ricuh saat rapat. Penyebabnya pun sering kali karena perbedaan pendapat.



Pada Kamis (8/7), dua Anggota DPRD Labuhanbatu Selatan terlibat adu mulut bahkan adu fisik saat rapat. Anggota DPRD lain sampai harus melerai keduanya.



Pada Senin (12/7), rapat dengar pendapat DPRD Kab Sikka bersama dokter dan tenaga kesehatan berakhir ricuh. Salah satu Anggota DPRD tidak bisa menahan amarahnya hingga merusak kursi.



Rapat menjadi panas saat membahas video Anggota DPRD yang viral karena mengatakan nakes telah "mencovidkan" pasien. Anggota DPRD dalam video itu lalu minta maaf. Sayangnya Anggota DPRD lain merasa tidak puas. Hingga akhirnya terjadilah adu mulut, saling gebrak meja, dan salah satu Anggota melempar dokumen serta menendang kursi.



Kericuhan juga terjadi di sidang paripurna DPRD Maluku Tengah pada Kamis (12/8). Kericuhan terjadi akibat ketersinggungan karena adanya protes dalam rapat pembahasan laporan pertanggungjawaban anggaran. Wakil Ketua DPRD Demianus Hattu yang memimpin sidang jadi sasaran kemarahan Anggota DPRD lain. Bahkan hampir dipukuli Ketua Komisi I Sukri Wailissa.



Belum selesai sampai di situ, kericuhan juga terjadi di sidang paripurna DPRD Kab Solok pada Rabu (18/8). Anggota DPRD saling lempar gelas, asbak dan membanting meja. Mereka juga nyaris baku hantam.



Kericuhan terjadi tak lama setelah sidang dibuka. Interupsi dari sejumlah Anggota Dewan langsung mewarnai sidang dan mulailah terjadi kericuhan. Mereka menolak Ketua DPRD Dodi Hendra sebagai pimpinan sidang.



Beda pendapat saat rapat itu wajar, gak perlu baku hantam.
Pesan untuk Anggota Dewan yang Terhormat