KLATEN, KOMPAS.TV - Kegiatan membuat batik yang diikuti warga disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa atau (ODGJ) ini diselenggarakan oleh Shelter Workshop Peduli (SWP) Tombo Ati Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Komunitas ini beranggotan 30 penyandang disabilitas dan ODGJ yang kondisinya sudah stabil. Mereka mengikuti beragam kegiatan pemberdayaan, salah satunya adalah membuat batik ciprat.
Batik ciprat adalah batik dengan motif titik-titik atau semburat yang menyerupai percikan air. Meski pembuatan batik ciprat relatif mudah, namun setiap cipratan bisa menghasilkan motif yang sangat cantik.
Awalnya anggota kelompok mendapat pelatihan membatik dari Balai Kartini, Temanggung, Jawa Tengah. Kini anggota Shelter Workshop Peduli (SWP) Tombo Ati sudah bisa membuat batik ciprat sendiri.
"Prosesnya batik ciprat ini sama dengan batik-batik yang lain, dengan menggunakan malam, tapi tidak di canting. Prosesnya untuk memunculkan motif warnya itu dengan cara mencipratkan malamnya itu," kata Reni Susanti, Ketua Shelter Workshop Peduli Tombo Ati.
kegiatan membuat batik ciprat menjadi wadah bagi peserta untuk berkreasi dan memiliki penghasilan, sekaligus saling bersosialisasi.
"Senang, punya kegiatan. Dulu cuma di rumah bantuin suami jualan pulsa," ujar Yanti, peserta membatik ciprat.
Selama dua bulan produksi, kelompok ini sudah bisa menghasilkan 200 lembar kain batik motif ciprat. Batik ciprat ini diberi harga Rp 120 ribu per lembar kain untuk satu kali perwarnaan, Rp 175 ribu untuk dua kali pewarnaan dan Rp 250 ribu untuk beberapa kali pewarnaan.
#batikciprat #klaten #desakemudo
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/230977/pantang-menyerah-disabilitas-dan-odgj-belajar-batik-ciprat