KOMPAS.TV - Satu bulan berlalu, pembangunan hunian sementara bagi korban awan panas guguran dimulai Jumat lalu.
Namun gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, rupanya masih menunjukkan aktivitasnya. Sabtu kemarin, banjir lahar hujan kembali menerjang Sungai Curah Kobokan.
Aktivitas Gunung Semeru, tak kunjung mereda. Banjir lahar hujan kembali terjadi. Puing-puing rumah warga di Desa Sumberwuluh, hanyut terbawa arus.
Banjir lahar hujan yang mengalir rupanya turut mengeluarkan kepulan asap putih. Hal ini karena pertemuan air dengan endapan panas sisa awan panas Semeru.
Akibatnya, warga di bagian hilir Sungai Panik, dan memutuskan mengungsi.
Di tengah aktivitas gunung yang masih cukup tinggi, hunian sementara atau huntara bagi korban awan panas guguran Semeru mulai dibangun.
Baca Juga Banjir Lahan Hujan Gunung Semeru Menerjang, Rumah Warga Hanyut Terbawa Arus di https://www.kompas.tv/article/247537/banjir-lahan-hujan-gunung-semeru-menerjang-rumah-warga-hanyut-terbawa-arus
Sekitar lebih dari 1.500 jiwa, akan menempati lahan milik perhutani di Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro.
Satu huntara dianggarkan dana sekitar lima belas juta rupiah lebih, yang berasal dari sumbangan donatur yang terkumpul di Badan Amil Zakat Kabupaten Lumajang.
Sementara, proses pengerjaannya akan dilakukan oleh pemerintah daerah, TNI Polri, serta para sukarelawan.
Harapan besar kini menanti warga yang terdampak bencana Semeru. Mereka tak sabar untuk menata kehidupan baru.
Meski bencana telah satu bulan berlalu, warga tetap diminta waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas.
Sebab Gunung Semeru hingga kini masih berstatus level 3 atau siaga.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/247594/banjir-lahar-hujan-semeru-terjang-sungai-curah-kobokan