MADIUN, KOMPAS.TV - Masih tingginya harga minyak goreng curah, membuat pelaku usaha kerupuk di Kabupaten Madiun menjadi kelabakan. Untuk mensiasati tingginya harga minyak goreng , pelaku usaha kerupuk memperkecil ukuran kerupuk.
Usaha pembuatan dan penggorengan kerupuk milik Pariman, warga Desa Mojopurno, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun ini, setiap hari dapat memproduksi dan menggoreng sekitar 2 kwintal kerupuk. Untuk melakukan penggorengan kerupuk, dalam sehari usaha ini membutuhkan minyak goreng curah sebanyak 75 kilogram.
Dengan harga minyak goreng yang masih tinggi saat ini, pengusaha kerupuk seperti Pariman harus pintar pintar memutar otak, agar tidak mengalami kerugian atau bahkan gulung tikar. Untuk mensiasatinya, Pariman terpaksa harus mengurangi ukuran atau memperkecil kerupuk produksinya, daripada menaikkan harga yang dapat berakibat hilangnya minat konsumen.
Pariman mengaku, saat harga masih normal, dalam satu minggu ia biasanya membeli hingga 5 drum minyak goreng curah, yang per drumnya berisi 200 liter atau sekitar 180 kilogram. Kini akibat harga yang tinggi, terpaksa ia hanya membeli 1 drum saja, dengan harga per drum mencapai 3 juta 500 ribu rupiah, atau jika dihitung perliter berada di kisaran 17 ribu 500 rupiah. Padahal harga minyak goreng curah sebelumnya per drum sekitar 2 juta 750 ribu rupiah.
Dampak kenaikan harga minyak goreng selama beberapa pekan ini, rupanya juga berdampak pada pengurangan jumlah pekerjanya. Terpaksa, ia harus mengurangi jumlah pekerja yang sebelumnya berjumlah 12 orang, kini tinggal 7 orang saja, karena kesulitan menyeimbangkan antara pendapatan dan upah yang harus ia berikan kepada para pekerjanya. Dirinya berharap, harga minyak goreng segera cepat terkendali, agar pengusaha sepertinya dapat terus bertahan.
#beritamadiun
#krupuk
#pedagangkrupuk
#minyakmahal
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/250148/minyak-goreng-mahal-pembuat-kerupuk-perkecil-ukuran-krupuk