KOMPASTV - Menjadi difabel bukanlah halangan untuk dapat berkehidupan dengan masyarakat lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya aktivis difabel yang bergerak untuk memperjuangkan kesetaraan dalam berkehidupan sosial di Indonesia.
Namun, sayangnya menjadi penyandang difabel di Indonesia tidaklah mudah. Dari akses sarana dan pra-sarana yang kurang memadai sampai pandangan masyarakat atas penyandang difabel.
Bahkan sampai Menteri Sosial kita harus memaksa seorang teman tuli untuk dapat berbicara padahal sudah jelas tidak semua teman tuli dapat berkomunikasi secara verbal. Hal-hal seperti ini lah yang seharusnya memang diluruskan dalam masyarakat kita.
Banyak dari teman-teman difabel merasa bahwa pemerintah belum dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh teman-teman difabel terutama teman tuli dalam menjalankan kehidupan sosial.
Padahal pemerintah sebenarnya memberikan anggaran yang tidak sedikit untuk penyandang difabel. Di tahun 2022 Kementerian Sosial menyiapkan anggaran sebesar 400 Miliar untuk teman-teman difabel.
Khususnya untuk teman-teman tuli, Kementerian Sosial menyiapkan program Indonesia Mendengar.
Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan akses informasi dan komunikasi khususnya bagi teman tuli. Bantuan yang diberikan berupa gawai yang dapat mengartikan suara menjadi tulisan, alat bantu dengar, dan sebuah peluit.
Sayangnya teman-teman tuli merasa ini bukanlah sebuah solusi yang dibutuhkan untuk jangka panjang, karena melihat tingkat ketulian tiap orang berbeda-beda.
Bagaimana pandangan dari Aktivis Tuli @suryasahtapy bersama Aktivis Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia @stefanus_sinar_firdaus dan Juru Bahasa Isyarat @innovanonymus, serta Ketua Komisi Nasional Disabilitas @dante.rigmalia yang akan membicarakan bagaimana pandangan para teman tuli atas regulasi-regulasi yang dikeluarkan pemerintah dan penyuluhan terhadap masyarakat dalam hidup berdampingan dengan teman difabel.
Bersama dengan @nitiaanisa dalam @ngopidikompastv
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/253976/tanggapan-disabilitas-tuli-terkait-pernyataan-mensos-risma-2-ngopi