UNI EMIRAT ARAB, KOMPAS.TV - Seekor penyu sekarat dan terdampar di Pantai Timur Uni Emirat Arab, Sabtu (5/2) minggu lalu.
Dari penelitian, banyaknya sampah kantong plastik, hingga tutup botol di laut kerap membuat penyu mati.
Manajer Operasional Al Qurum Mangrove Centre mengatakan, di Pantai Timur Uni Emirat Arab kerap ditemukan penyu mati yang disebabkan hantaman perahu dan menelan plastik atau benda asing.
Sementara itu, ahli kelautan dari Otoritas Lingkungan dan Kawasan Lindung telah memeriksa sekitar 200 penyu untuk penelitian pertama tentang subjek dari Timur Tengah.
Tim penelitian menemukan kerusakan dan bahaya plastik di laut di seluruh dunia dan Uni Emirat Arab.
Plastik menyebabkan saluran air tersumbat dan berpotensi membunuh penyu, paus, burung, dan segala jenis kehidupan.
Sebuah penelitian mengejutkan memaparkan 75 persen dari semua Penyu Hijau mati, dan 57 persen dari semua Penyu Tempayan di Sharjah telah memakan sampah laut; termasuk kantong plastik, tutup botol, tali dan jaring ikan.
Dari studi Science Advances lima tahun lalu, diperkirakan jumlah sampah yang meroket mencemari lingkungan dunia bisa menumpuk hingga 12 metrik ton pada tahun 2050 mendatang.
Walau demikian, polusi plastik hanyalah salah satu ancaman yang diciptakan manusia untuk penyu, termasuk kenaikan suhu laut yang memutihkan terumbu karang, pembangunan pantai yang berlebihan dan penangkapan ikan yang berlebihan juga berpotensi merusak ekosistem laut.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/259873/makan-sampah-laut-75-persen-penyu-hijau-dan-57-persen-penyu-tempayan-di-sharjah-mati