DEMAK, KOMPAS.TV - Jembatan di Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, adalah akses penting bagi warga. Jembatan ini menghubungkan sejumlah desa dan menjadi jalur utama yang digunakan petani menuju sawah atau mengangkut hasil pertanian.
Dengan melintas jembatan ini, jarak dan waktu tempuh menjadi lebih singkat. Sejak tiga tahun lalu, jembatan ini ambrol separuh. Warga dan petani pun harus melalui jalan lain yang membuat perjalanan lima kilometer lebih jauh.
Tidak mau menunggu lebih lama, dua tahun setelah rusak para petani membuat jembatan darurat yang berfungsi sebagai penyambung menuju jembatan utama yang masih utuh. Jembatan darurat penyambung ini harus dilewati dengan sangat berhati-hati. Apalagi ketika para petani harus melewatinya sambil memanggul sepeda mereka. Ini dilakukan demi menghemat waktu dan jarak tempuh.
"Sepedanya tidak bisa dituntun kalau mau melewati jembatan. Jembatan sudah lama ambrol. Saya ingin jembatan dibangun biar dilewati, tidak perlu memanggul sepeda seperti itu," ujar Sunardi, petani.
Panjang bentang jembatan yang menjadi akses pertanian ini kurang lebih 40 meter. Jembatan darurat penyambung yang terbuat dari bambu ini merupakan hasil swadaya warga.
"Ini (jembatan) sangat bermanfaat untuk warga kami, terutama untuk petani. Untuk mengangkut hasil pertanian, untuk perekonomian petani saya satu-satunya lewat sini, kalo mutar itu jauh," kata Kepala Desa Prampelan, Ahmad Subkhan.
Jembatan yang tidak kunjung diperbaiki dirasa sangat menyulitkan para petani dalam satu angkut menggunakan sepeda motor, kini harus diangkut beberapa kali menggunakan sepeda melintasi jembatan penyambung darurat. Pemerintah desa telah mengajukan permohonan perbaikan jembatan ke dinas terkait. Namun, hingga saat ini masih menunggu realisasi.
#sayung #demak #jembatan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/275234/perjuangan-warga-panggul-sepeda-lintasi-jembatan-darurat