SEMARANG, KOMPAS.TV - Meski sejumlah bahan baku untuk kebutuhan pembuatan kue kering mengalami kenaikan harga, namun tidak menyurutkan para perajin kue kering rumahan berhenti produksi. Seperti Suci Mugiarti, salah seorang perajin kue kering rumahan di Kota Semarang ini. Menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini, pesanan aneka macam kue kering, seperti nastar, kastangel dan cookies untuk suguhan dan hantaran di hari raya mulai meningkat. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp 95 ribu per stoples, disesuaikan dengan jenis kue kering yang dipesan.
Sejak ada Covid-19 dan dinyatakan pandemi, usaha kue kering rumahan ikut terdampak dan hanya mampu bertahan. Kini setelah pemerintah kembali memperbolehkan mudik lebaran, permintaan kue kering pun meningkat dan Suci pun kuwalahan memenuhi pesanan pelanggannya. Sehingga ia harus membatasi waktu pemesanan kue kering, yakni tujuh hari sebelum hari raya Idul Fitri, Suci sudah tidak produksi kue kering.
"Ada peningkatan dari tahun kemaren, karena tahun kemaren masih pandemi. Walaupun sekarang masih pandemi untuk larangan mudiknya sudah dicabut jadi ada peningkatan," ucap Suci Mugiarti, perajin kue kering rumahan.
Para perajin kue kering rumahan berharap, pemerintah bisa menekan harga bahan baku kue dan kebutuhan lainnya, terlebih saat ini masyarakat dalam kondisi sulit. Dengan harga bahan baku yang murah, para perajin kue kering rumahan bisa menekan harga jual kue keringnya dan bisa bersaing dengan produsen besar atau pabrik besar.
#pandemi #kuekering #idulfitri
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/281944/jelang-lebaran-permintaan-kue-kering-rumahan-meningkat