LUMAJANG, KOMPAS.TV - Jumlah sapi, yang mati akibat wabah penyakit mulut dan kuku di Lumajang Jawa Timur terus bertambah. Pada Rabu (18/5/2022), seekor sapi mati akibat terinfeksi wabah PMK. Padahal sehari sebelumnya, sapi tersebut sempat disuntik penurun panas dan antibiotik.
Warga di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang beramai-ramai menggotong sapi milik Buamar, yang mati akibat terjangkit wabah PMK. Sapi betina itu langsung dikubur agar tidak menularkan virus PMK ke sapi lainnya.
Baca Juga Peternakan Sapi Perah di Jember Tak Terpengaruh Wabah PMK di https://www.kompas.tv/article/290376/peternakan-sapi-perah-di-jember-tak-terpengaruh-wabah-pmk
Sebelum mati, kondisi sapi itu sempat membaik, sudah bisa makan dan bisa berdiri. Namun dalam 2 hari terakhir tiba-tiba sapi itu lemas kembali dan tidak mau makan. Bahkan kukunya sempat terkelupas.
Sapi itu juga sempat disuntik penurun panas, vitamin dan antibiotik sebanyak 3 kali. Namun kondisinya terus memburuk. Pemilik sapi mengaku rugi 18 juta ribu rupiah, karena sebelumnya sapi itu sempat ditawar 18 juta rupiah oleh pedagang.
Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, angka hewan ternak yang terpapar wabah PMK terus bertambah dan angka kematiannya juga bertambah.
#Wabah #PenyakitMulutdanKuku #Sapi
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/290701/lagi-sapi-mati-karena-terinfeksi-penyakit-mulut-dan-kuku