Surabaya, KompasTV Jawa Timur - Warga Jalan Jepara PPI, Krembangan, Surabaya, memanfaatkan lahan kosong untuk aktifitas padat karya. Salah satunya adalah budidaya ulat maggot. Ulat ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi sampah organik rumah tangga seperti, sampah sayuran dan buah buahan.
Nama ulat maggot mungkin begitu asing di telinga sebagian orang. Maggot merupakan larva dari serangga lalat hitam. Berawal dari banyaknya tumpukan sampah organik di daerah pasar wilayah Krembangan. Warga Jalan Jepara Surabaya, memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya ulat maggot.
Selain menjadi pakan ternak, maggot sendiri bisa menjadi solusi untuk mengurangi sampah organik rumah tangga seperti sampah sayuran dan buah buahan. Maggot juga dapat mengurai sampah organik menjadi pupuk kompos, dengan cara memakan sampah organik dan kotorannya menjadi pupuk kompos.
Budidaya ulat maggot begitu mudah, hanya butuh waktu 25 hari untuk siap panen. Berawal dari telur lalat hitam, setelah telur menetas kemudian dipisahkan untuk dijadikan bibit maggot. Perawatannya pun cukup mudah, ditaruh kotak biopond di ruangan semi outdor dan setiap hari diberi makanan dari sampah organik.
Agus Setyono Budidaya ulat maggot ini mengatakan, untuk sementara ini kegiatan padat karya budidadaya ulat maggot, untuk memulihkan perekonomian warga MBR, dan mengurai sampah organik di pasar PPI.
Kedepannya, ulat maggot ini akan di jual, karena budidaya disini mampu memproduksi 100 kilogram sehari.
Selain dimanfaatkan untuk pengurai sampah organik, maggot juga bisa dijadikan pakan ternak, diambil minyaknya, dan dikonsumsi manusia. Karena maggot mempunyai protein yang cukup tinggi.
#budidaya #ulat #larva #maggot #surabaya #jawatimur #sampah #organik
Media Sosial Kompas Tv Jawa Timur :
Facebook : https://www.facebook.com/kompastvjawatimur
Instagram : https://www.instagram.com/kompastvjatim
Twitter : https://twitter.com/kompastvjatim
Tiktok : https://www.tiktok.com/@kompastvjatim
Artikel ini bisa dilihat di : https://jatim.kompas.tv/article/307151/budidaya-ulat-maggot-urai-sampah-dan-jadi-pakan-ternak