JAKARTA, KOMPAS TV Mantan Kabais TNI Soleman Ponto menyebutkan ada hal-hal yang tak masuk akal dalam kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J.
Dalam kasus yang terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo tersebut, Soleman menyebut bahwa belum adanya tersangka adalah sebuah kejanggalan.
"Polisi mengumumkan bahwa dia (Brigadir J) mati karena ada tembak menembak dengan saudara E. Sudah satu minggu, tersangkanya kok tidak muncul-muncul?," ungkap Soleman pada Kompas TV.
Baca Juga 3 Hal Dilaporkan Keluarga Brigadir J ke Bareskrim Polri: Pembunuhan, Pencurian, Peretasan di https://www.kompas.tv/article/310180/3-hal-dilaporkan-keluarga-brigadir-j-ke-bareskrim-polri-pembunuhan-pencurian-peretasan
"Saudara E, polisi, menembak saudara J, polisi, ini hanya dijadikan saksi. Kan ini enggak masuk akal," lanjutnya.
Bagi Soleman, status saksi pada Bharada E dan status tersangka pada Brigadir J adalah sesuatu yang logiknya berputar-putar.
Bagi Soleman, Brigadir J yang tewas dan diotopsi, tidak masuk akal disebut tersangka.
"Yang di otopsi kan korban, saudara J, tapi ternyata dia dibilang tersangka. Ini kan sudah berputar-putar enggak jelas," lanjutnya.
Baca Juga Keluarga Brigadir J Laporkan Dugaan Pembunuhan Berencana: Ada Pengerusakan, Penganiayaan di https://www.kompas.tv/article/310143/keluarga-brigadir-j-laporkan-dugaan-pembunuhan-berencana-ada-pengerusakan-penganiayaan
Selain itu, penggunaan senjata Glock-17 dalam kasus penembakan itu juga dianggap janggal oleh Soleman Ponto.
Senjata tersebut biasanya dipakai oleh petinggi di kepolisian, bukan anggota polisi setingkat Bharada E.
"Senjata raja-raja itu," tutur Soleman.
Video Editor: Febi Ramdani
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/310200/kejanggalan-kematian-brigadir-j-di-mata-eks-kabais-tni-soleman-ponto-tidak-masuk-akal