Minggu 21 Agustus 1983, menjadi hari terakhir bagi Benigno Aquino, pemimpin oposisi di Filipina. Dia ditembak mati, saat baru saja tiba di tanah airnya, setelah tiga tahun tinggal di pengasingan di Amerika Serikat.
Ninoy, demikian ia akrab dipanggil, bukannya tak sadar risiko yang menanti di Filipina. Sebelumnya, ia mengaku bahwa keamanannya terancam jika tiba di tanah kelahirannya.
"Saya menduga bakal ada ancaman bahaya jika saya kembali, karena tentu kalian tahu pembunuhan saat ini sedang merajalela,” ujar pemilik nama lengkap Benigno Simeon Aquino Jr kepada wartawan dalam perjalanan di pesawat sebelum tiba di Manila
#shorts #short