KOMPAS.TV - Permasalahan yang belum ketemu solusinya sampai saat ini adalah soal ketergantungan impor Indonesia pada beberapa komoditas pangan yang akan dibahas adalah soal impor gula.
Berikut penjabaran datanya untuk informasi lebih lanjut.
Pertama tentu yang paling dasar adalah seberapa kuat kemampuan industri gula dalam negeri memproduksi gula?
Kalau kita melihat data dari BPS, produksi gula lokal sebenarnya terbilang stabil dalam tren kenaikan.
Hanya di 2020 angka produksi turun karena pandemi, namun di 2021 produksinya bisa naik lagi.
Jenis-jenis gula pun beragam, ada gula kristal mentah yang dipergunakan sebagai bahan baku proses produksi, gula kristal putih untuk kebutuhan konsumsi langsung atau rumah tangga, dan gula kristal rafinasi yang merupakan bahan baku industri.
Jadi bisa anda hitung, berapa produksinya berapa kebutuhannya.
Sehingga ada selisih yang cukup besar yaitu mencapai 5 juta ton gula.
Masih ada pekerjaan rumah banyak buat bisa mengejar kebutuhan gula kita yang sangat tinggi.
Mulai dari peta jalan untuk pengembangan industri gula, terutama soal kebutuhan infrastruktur dan digitalisasi bagi para petani dan pengusaha-pengusaha kecil.
Oleh sebab itu, tentu mengejar kuantitas produksi harus dibarengi dengan kualitasi produksinya yang dalam hal ini adalah gula.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/326431/masih-banyak-pekerjaan-rumah-kapan-indonesia-berhenti-impor-gula-tebu