JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus dugaan korupsi yang menyeret Gubernur Papua Lukas Enembe, menyedot perhatian publik.
Bukan tanpa alasan, melihat besaran angka fantastis, ratusan miliar.
Serta yang buat geger karena ada kata-kata "meja kasino", yang diduga jadi tempat pencucian uang Lukas Enembe.
Dan yang tak kalah penting karena menjadi ironi terjadi di tengah kondisi perekonomian masyarakata papua.
Gubernur Papua Lukas Enembe, ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, karena diduga menerima gratifikasi senilai Rp1 miliar.
Baca Juga Lukas Mengidap Penyakit Jantung, Diabetes Hingga Komplikasi Ginjal, Dokter: Butuh Perawatan Intensif di https://www.kompas.tv/article/331483/lukas-mengidap-penyakit-jantung-diabetes-hingga-komplikasi-ginjal-dokter-butuh-perawatan-intensif
Bak gunung es, kasus gratifikasi sebesar Rp1 miliar ini rupanya hanya permukaannya saja.
Ada dugaan penyelewengan dana yang dilakukan oleh Lukas Enembe , dengan nilai angka yang luar biasa.
Lagi- lagi Menko Polhukam Mahfud MD mengeluarkan pernyataan fantastis, terkait kasus dugaan korupsi Lukas Enembe.
Dana otonomi khusus Papua sejak digelontorkan pada 2001 hingga sekarang, senilai 1000,7 triliun tidak sampai ke warga Papua.
Sebesar Rp500 triliun atau separuhnya tidak sampai ke masyarakat , terjadi di masa kepemimpinan Gubernur Lukas Enembe, pada 2013 sampai sekarang.
Soal dana otsus ini, Mahfud pun menyindir pejabatnya foya-foya, masyarakatnya miskin, kelaparan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/331517/dana-otsus-papua-diduga-dipakai-untuk-foya-foya-faktanya-26-56-persen-penduduk-papua-hidup-miskin