KOMPASTV - Pemerintah Indonesia menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 di bawah 14%. Saat ini, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia 2021, prevalensi stunting Indonesia masih 24,4%. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Target penurunan tadi tentu bukan hanya sekadar angka yang mengisi laporan penanganan stunting. Yang genting adalah penanggulangannya di lapangan. Tentu ini harus berbasiskan data. Saat ini, Pemerintah menggunakan 2 metode pendataan stunting, yaitu e-PPGBM di tingkat daerah dan SSGI yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Namun, kedua data ini seringnya tidak seragam.
Tim Berkas Kompas menelusuri Kabupaten Pandeglang, yang menyumbang prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Banten. Sementara Banten berada dalam daftar 5 besar Provinsi dengan angka kasus stunting tinggi. Mengapa pendataan stunting berbeda antara pusat dan daerah? Bagaimana sebenarnya fakta di lapangan? Apa dampak perbedaan data ini terhadap intervensi penanganan stunting yang seharusnya diterima balita?
Saksikan BERKAS KOMPAS Episode Generasi Darurat Gizi, Benarkah Teratasi? Selasa, 27 September 2022, pukul 23.00 WIB di Kompas TV, Independen Terpercaya.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/333349/generasi-darurat-gizi-benarkah-teratasi-berkas-kompas