MALANG, KOMPAS.TV - Keluarga tak pernah mengira jika Sabtu (01/10) lalu, menjadi kali terakhir Faiqotul Hikmah pamit, untuk menyaksikan pertandingan klub bola kesayangannya Arema.
Kerusuhan Sabtu malam di Stadion Kanjuruhan, merenggut nyawa Aremanita asal Jember ini.
Selain Faiqotul, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, juga merenggut nyawa sepasang suami istri, warga Malang, Jawa Timur.
Malam itu, Muhammad Yulianton, dan istrinya, Devi Ratna, membawa serta anak mereka yang baru berusia 11 tahun, menonton laga Arema dan Persebaya, bersama keluarga lainnya di tribun yang sama.
Anak semata wayang pasangan ini selamat, setelah ditolong oleh seorang polisi.
Baca Juga 26 Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Masih Dirawat di RS Saiful Anwar, Mayoritas Alami Sesak Napas di https://www.kompas.tv/article/334289/26-korban-tragedi-stadion-kanjuruhan-masih-dirawat-di-rs-saiful-anwar-mayoritas-alami-sesak-napas
Doni, adik korban mengaku, tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun tempat ia dan keluarganya menonton, membuat seluruh penonton panik, dan berusaha menyelamatkan diri.
Faiqotul, Muhammad Yulianton, dan Devi hanyalah sebagian kecil dari 125 korban meninggal dunia, dalam tragedi kerusuhan seusai laga Persebaya versus Arema FC, di Stadion Kanjuruhan.
Pemerintah dan polisi, melibatkan Tim DVI Mabes Polri, melakukan identifikasi dan verifikasi dari data para korban untuk mencegah pencatatan ganda.
Dari 125 korban jiwa, 32 diantaranya masih di bawah umur.
Selain suporter arema, dua anggota polisi, juga meninggal dunia akibat tragedi di Kanjuruhan ini.
Briptu Fajar Yoyok Pujiono asal Trenggalek, dan Bripka Andik Purwanto, asal Tulungagung meninggal, saat bertugas mengamankan laga Persebaya VS Arema yang berakhir rusuh.
Keduanya, diberi penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat, karena gugur saat bertugas.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/334299/tim-dvi-mabes-polri-dilibatkan-untuk-identifikasi-dan-verifikasi-data-korban-kanjuruhan