Penganugerahan gelar pahlawan nasional tahun 2022 kepada KH Ahmad Sanusi dari Presiden RI Joko Widodo diterima langsung perwakilan keluarga dari Sukabumi yakni cucunya Dra Hj Neni Fauziah di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Saat menerima penghargaan itu, Dra Hj Neni Fauziah mengenakan busana merah muda. Dia gembira dan bersyukur kakeknya yang merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) resmi diberi penganugerahan gelar pahlawan nasional.
"Alhamdulillah kami merasa senang dengan apresiasi yang diberikan pemerintah terhadap KH Ahmad Sanusi sebagai anggota BPUPKI yang telah turut serta dalam pembentukan negara Pancasila dan berjuang melawan penjajah saat perjuangan kemerdekaan," katanya lewat pesan singkat.
Ketua Persatuan Ummat Islam (PUI) Kota Sukabumi KH Munandi Saleh mengatakan pihaknya selaku kader ideologis mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah mengangkat almarhum KH Ahmad Sanusi sebagai pahlawan nasional.
Munandi mengatakan diangkatnya KH Ahmad Sanusi sebagai pahalwan nasional bukan tiba-tiba, melainkan sudah tiga kali diusulkan ke pemerintah pusat. Usulan tersebut dimulai dari penyiapan data, fakta, dan narasi kepahlawanan KH Ahmad Sanusi.
Penganugerahan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 96/TK/Tahun 2022 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang ditetapkan di Jakarta pada 3 November 2022.
Ada lima tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional dalam rangka Hari Pahlawan Tahun 2022. Mereka adalah:
1. Almarhum Dr dr H R Soeharto, dari Jawa Tengah;
2. Almarhum KGPAA Paku Alam VIII, dari Daerah Istimewa Yogyakarta;
3. Almarhum dr R Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat;
4. Almarhum H Salahuddin bin Talibuddin, dari Maluku Utara; dan
5. Almarhum KH Ahmad Sanusi, dari Jawa Barat.
KH Ahmad Sanusi merupakan salah satu anggota BPUPKI yang belum mendapat gelar pahlawan nasional. Beliau juga tokoh Islam yang memperjuangkan dasar negara dan menghasilkan kompromi lahirnya negara Pancasila.
Mengutip situs www.pui.or.id, KH Ahmad Sanusi bersama KH Abdul Halim dan Mr R Syamsuddin, berjuang melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan, ketertindasan, kebodohan, kemiskinan, dan politik belah bambu (devide et empire) yang dilakukan kaum penjajah.
Maka dari itu, ketiganya membentuk perhimpunan yang diberi nama Persatuan Ummat Islam (PUI) dan tanggal 21 Desember 1917 diperingati sebagai Hari Lahir PUI.
PUI dalam bentuknya kini adalah organisasi keagamaan kemasyarakatan yang bermula, berasal, dan berkembang dari dua perhimpunan.
Pertama, Jamâiyyah Hajatoel Qoeloeb yang berdiri di Majalengka. Kedua, Al-Ittihadijatoel Islamijjah (AII) yang berdiri di Batavia Centrum dan selanjutnya berpusat di Sukabumi.
Reporter: Riza
Redaktur: Oksa Bachtiar Camsyah
Video Editor: Ahong
Vo: Mutia