Pemain bisnis kopi di Indonesia jumlahnya sangat banyak, dari hulu sampai hilir. Tapi itu tak menyurutkan @evani_jesslyn. Lulusan sekolah bisnis Universitas of California, Berkeley, itu telanjur jatuh cinta pada kopi dan itu yang membuatnya berani membangun brand artisan kafe kopi, meski para pemainnya sudah banyak. ‚Å£
‚Å£
Bagi Evani Jesslyn, terjun di bisnis kopi bukan karena latah. "Saya masuk ke bisnis kopi itu dengan mimpi, agar orang Indonesia lebih mencintai kopi Indonesia." katanya. ‚Å£
Mengincar segmen pasar pecinta "kopi hitam" atau biasa dikenal kopi spesialti dan bukan sekadar kopi susu seperti kebanyakan kafe-kafe lainnya tentu tak mudah. Evani ingat, momen pertama kali buka kafe @stradacoffee di Semarang dan mendapatkan banyak penolakan dari pelanggannya. "Saya kalau minum kopi suka sakit perut," begitu salah satu keluhan pelanggannya. Tapi, keluhan itu kemudian dia jawab dengan edukasi dan meluncurkan produk-produk yang bisa diterima pelanggan kopi awam, seperti kopi toraja plus daun teh chamomile dan bunga lavender atau kopi bali plus jeruk orange. ‚Å£
‚Å£
Alhasil, kini dia bisa memiliki empat cabang kafe merek First Crack Coffee (@firstcrck) di Jakarta dan Strada di Semarang. Bahkan kafenya di Jakarta memiliki positioning yang di atas positioning kafe-kafe kopi dari Amerika Serikat. Kafenya pun terbilang "kafe yang bercerita" bukan sekadar menjual kopi belaka.‚Å£
‚Å£
Bagaimana cara Evani mencuri segmen pecinta kopi spesialti, membangun brand artisan bisnis kopi? Yuk simak #ngobrolbareng @tempodotco x @ngopidikantor bersama Evani, Rabu 13 Juni 2020 pukul 19.30 WIB.